Sripuspa's Blog

NAMAKU A-TAO

Ini dia ada lagi sinetron yang bagus dari Negri Taiwan. Jangan berpikir ini seperti Meteor Garden, Full House, 26 vs 18, Shashi girl Chun hyang, dan lain-lain yang dramatir-dramatir gitu deh. Tapi ini kisah asli dialog asli. Kisah seperti tiap hari melihat kejadiannya, menyaksikan hari-harinya, ngobrolnya dengan sesama orang, kelakuan-kelakuannya, keseharian banget. Soal cerita, dijamin gak ngebosenin. Ini kisah alami, jujur, dan realitas.

A-Tao, kata orang mah nama yang jelek, nama kampungan. Kalau disini mungkin semacam Markonah, Tukiyem, Rape’i, Jumeno (sorry ya yang punya nama-nama itu). Tapi nama sekampungan itu dipunyai oleh seorang gadis cantik, menarik, agak cerewet. Gadis ini bercita-cita ingin jadi kapster / tukang salon / penata rambut. Pekerjaan ini menurutnya menyenangkan dan bergengsi. Ketika dia hijrah ke kota tuk mewujudkan cita-citanya pada usia 18, dia malah diremehkan tentang nama. Kata orang-orang kota Taipe, A-Tao? Ih, nama kampungan. Banyak yang memberi saran kalau nama itu diganti saja. A-Tao ragu karna kata orang tuanya nama itu penuh makna. Tapi ya memang benar, kesana kemari di kota itu, nama A-Tao ditertawakan.

Angan-angan dari desa ingin bekerja di salon yang bagus malah terbalik 180 derajat. Ia malah kebagian kerja di salon sangat sederhana. Sudah begitu, pekerjaannya bukan hanya itu, tapi ditambah mencuci baju majikan, mengepel, mengantar pulang-pergi anak majikan ke sekolah, dia layaknya pembantu. Serasa tidak terima, dia seringkali berniat berhenti namun selalu dicegah sang majikan yang masih katagori pas-pas-an ini. Tetapi di tempat ini dia bisa berjasa sebagai penyatu hubungan rumah tangga antara majikan perempuan dengan majikan laki-lakinya.

Cerita tak sampai disitu. Setelah keluar dari pekerjaan disana, perlahan-lahan ia dapatkan juga pekerjaan di salon yang cukup lumayan, itu juga karna namanya diganti menjadi Mei-hui artinya cantik bijaksana. Dan ternyata dengan menggunakan nama itu ia jadi tenar sekaligus PD, banyak temannya, dan banyak yang menyenangi kepribadiannya. Pokoknya ia merasa nyaman dengan nama Chen Mei-hui. Jadi, selama bertahun-tahun di kota Taipe tidak ada yang tau kalau nama asli Chen Mei-hui adalah Chen A-tao.

Usia 20, A-Tao/Mei-hui ada yang meramal, katanya akan mendapat jodoh di usia 24 tahun, kalau 24 lewat, maka jodohnya akan datang di usia 28, tapi sampai saat ini dia belum punya pacar.

Usia 22 tahun, Mei-Hui dan seorang temannya, Li-xia membuka salon sendiri. Li-xia yang punyanya, dan Mei-hui penata rambutnya. Sebelum buka, Mei-hui pulang dulu ke desa. Tentu saja penampilannya kini sudah berbeda, dia pintar dandan dan modis, orang desa memanggilnya ‘mirip artis’, tapi watak, tetep, ceriwis abis, masih kekampung-kampungan, walau pola pikir telah modern.

Saat di desa dan saat mengunjungi teman-teman kampungnya, ternyata mereka sudah pada menikah, pada punya anak, tapi mereka iri pada A-Tao yang modern dan modis datang dari kota. Secara diam-diam kedua orang tua serta nenek A-Tao mencarikan jodoh untuknya. Dipertemukanlah dengan seorang anak dokter, anak dokter yang culun, manut banget sama bapaknya, lembek dan payah. Maka dengan banyak pertimbangan, perjodohan itu tidak jadi dilaksanakan. Apalagi ayahnya A-Tao membebaskan anaknya tuk memilih jodohnya sendiri.

Sekitar satu tahun menjalani usaha salon bersama sahabatnya Li-Xia, untuk menambah penghasilan Li-Xia punya usul ‘Gimana kalau kamar kosong itu kita kontrakin?’ dan A-Tao setuju. Jadilah pengontraknya adalah seorang Fotografer turis Jepang sekaligus kerja di ketentaraan lulusan politeknik sangat pintar dan terpelajar bernama Li Jian-he. Tapi orang ini sangat dijuteki oleh Mei-hui, karna awal ketemu saja, pria ini sudah berani memandangi dia dengan waktu yang lama di balik kaca jendela. Lama-lama berkat bantuan Li-Xia sebagai mak comlang, mereka jadi suka sama suka. Dan ternyata, Li Jian-he pernah melihat Mei-hui atau si A-Tao ini 2 tahun yang lalu, saat Mei-hui bekerja di salon terdahulu, dan semenjak itu hatinya telah menetapkan pilihan bahwa gadis yang ingin dia miliki adalah gadis itu, yaitu Mei-hui. Memang jodoh tak kan lari kemana.

Usia 24 Mei-hui benaran menikah dengan Li Jian-he, walau sebelumnya banyak rintangan lucu yang didapat dari keluarga Mei-hui, belum lagi saat orang tuanya bingung, Li Jian-he mamanggil A-Tao dengan sebutan Mei-hui, membuat salah tafsir dikira Li Jian he mempunyai wanita idaman lain.

Setelah menikah, Mei-hui berhenti nyalon dan tinggal di desa suaminya yang membuka usaha studio photo, disini ia memakai nama A-Tao atas anjuran suaminya.  Mereka dikarunia 3 orang anak. Di tempat ini cobaan menerpa, sudah studio sepi, ada godaan porkas pula (kode buntut). Karena menjadi miskin, A-Tao dihasut tetangga tokonya untuk memasang angka, sampai hartanya hampir ludes, dan ayah suaminya pun meninggal.

Untuk meninggalkan memori itu, A-Tao, Li Jian-he dan dua anak mereka pergi ke  Taipe, sedangkan anak keduanya dititipkan ke mertua perempuan untuk mengurangi beban biaya hidup, dan di kota ini A-Tao berganti nama Mei-hui lagi. Disana, Mei-hui membuka usaha salon kecil, sedangkan Li Jian-he menjadi photografer keliling. Ternyata emang dasar rezekinya disitu, salon Mei-hui cepat ramai. Sedikit demi sedikit kemakmuran mulai menanjak sampai datang seorang penderma / anggota yayasan amal bernama Yayasan Tzu chi, yang membawa kebaikan pada batin Mei-hui atas kejadian yang telah menimpanya, diantaranya, dengan datangnya lagi mantan pacar suaminya yang sempat merusak hubungan rumah tangga. Setelah rajin ikutan dengan ceramah di yayasan itu, hati Mei-hui menjadi semakin tenang. Tapi ada satu yang bikin dia bimbang. Menurut yayasan, ia harus berani memakai nama A-Tao dan membuang nama Mei-hui. Disini ia bingung, ia sudah kadung cinta dengan citra Mei-hui, sedangkan A-Tao pailit melulu.

Dengan pergolakan batin yang begitu dahsyat, konsultasi kesana kemari, akhirnya Mei-hui mau menjadi A-Tao.

Kenyataannya, dengan menyandang nama asli A-Tao ia menjadi damai, tentram, tambah cekatan, cantik serta bijaksana.

Sinetron ini adegannya lucu-lucu lho, dijamin kalo nonton sampai terpingkal. Adanya di DAAI-TV.


S R I D E V I

sridevi

ARTIS BOLLYWOOD YANG TAK TERSAINGI


BIODATAKU

NAMA ASLI WAKTU LAHIR:

Shree amma yanger

NAMA PANGGILAN:

Puppy

NAMA BEKEN AMPE SEKARANG:

Sridevi

NAMA-NAMA ALTERNATIF:

Sridevi ayyapan, sri devi, sreedevi kapoor, sridevi boney kapoor, kapoor sridevi, shreedevi, shridevi, sreedevi, sridevi si muka bayi, boneka dari India, end semelekete terserah anda.

TEMPAT TANGGAL LAHIR:

Shivakasi tamil nadu madras, 13 agustus 1963

ANAK KE:

Pertama dari 3 bersaudara, srilata dan satesh

NAMA AYAH:

K. ayyapan

PROFESI AYAH:

Pengacara

NAMA IBU:

Rajeshwari

PROFESI IBU:

Ibu rumah tangga

TINGGI BADAN:

5 kaki 6 inci, itung sendiri dah, kira-kira berapa cm

BERAT BADAN:

Tau tuh, tiap bulan ditimbang berubah-ubah terus

ARTIS FAFORIT:

Sammi kapoor, michael jackson

MAKANAN FAFORIT:

Lobster

MINUMAN FAFORIT:

Es krim nanas

HOBI:

Menari and acting

CITA-CITA:

Pemain film dan tercapai

BAHASA YANG DIKUASAI:

Hindi, inggris, telugu, tamil. Lah, itu mah bahasa bangsana kabeh!

NAMA SUAMI:

Boney kapoor

NAMA ANAK:

Janvi dan khushi

ALAMAT SEKARANG:

Green acres, 7 bungalows, bungalow no.2. kompleks lokhandwala adheri mumbay 400058

PHONE NUMBER:

Ogah ah, gua kapok kasih nomor hanphone, jadinya gua sering gonta ganti nomor. Akhirnya gua beri ultimatum kepada para penggemar “Kaga lagi-lagi gua kasih no pribadi, kalau mao datang aja langsung ke rumah. Pasti! Gua gak ada.

FILM-FILMKU

Jika kalian senang menonton film-filmku, pasti kalian sangat terpana kepadaku. Hm, bagaimana nggak, aku itu bagai ratu gitu lho. Beda sendiri dengan bintang-bintang yang lain. Gak percaya, tonton aja diri. Berikut daftarnya :

Tahun 1983

Himatwala disini aku berpasangan dengan si kemayu Jetendra. Di film ini aku masih muda banget, umur 19 tahun, masih imut ya. Kalau di Indonesia sih, baru keluar dari bangku SMU satu atau dua tahun, tapi kalau di Indonesia biasanya kuliah,  langsung kerja di pasar atau kantoran atau yang paling pastinya kawin. Nah, kalau aku malah jadi bintang film, sama Jetendra lagi, kalau dulu dia itu bintang film yang lumayan cakep. Jadi, kenapa nggak aku coba, lumayan cute lah dia.

Justice chowdhary di film ini pun, aku dipertemukan lagi sama Jetendra. Mungkin…karna cocok kali ya, maksudnya cocok jogednya bukan sebagai pasangannya, kalau sebagai pasangan menurut aku sih, aku lebih cocok sama Mithun.

Kalakar disini aku bermain sama pemain kurang terkenal namanya Kunal Goswami tapi lumayan ganteng dan bekumis. Cerita filmnya gak heboh-heboh amat, peranku kurang menarik, cuma yang menarik ya karna aku cantik saja.

Sadma. Hm, di film ini, baru, aku sangat berkarakter, aku berpasangan dengan Kamal Hasan, aku sebagai seorang gadis idiot yang hilang ingatan. Saat kupikir-pikir peran idiotku disini, ektingnya lebih bagus lho dari Hritik Roshan di Koi mil gaya, ektingku lebih natural, pokoknya bagus deh.

Jaani dost kalau di film ini…aku main bareng Jetendra lagi dan ada Parven Baby juga.

Tahun 1984

  • Akalmad. Film ini diproduksi saat usiaku bertambah satu yaitu 20, dan aku dipasangkan lagi dengan Jetendra. Iih, kenapa sih aku sering dipasangin sama Jetendra, apa si Jetendra itu naksir sama aku?
  • Inquilab. Hm, kalau ini pertama kalinya aku berpasangan dengan superstar India, uuh, merupakan suatu kehormatan. Siapa lagi kalau bukan Amitabacan. Pertamanya sih grogi-grogi gitcu, tapi selanjutnya, aah, gua anggap pemain biasa aja deh, hasilnya kan oke, seperti tak ada perbedaan main dengan aktor biasa dan aktor superstar. Tapi asli, gua bangga, eh gua, aku gitu.
  • Jagh utha insan. Wow, di film ini sepertinya aku merasakan bertemu sesosok pria yang bakal aku cintai dalam waktu yang panjang. Yup, karna aku bertemu dengan Mithun Cakravorti, cowok manis ini begitu menggetarkan hatiku, beda-lah dengan Jeetendra, dia sih udah agak-agak tua, kalau Mitun pan masih serasi. Selain dengan Mitun, di film ini aku dipertemukan dengan bapaknya Hritik Roshan yaitu Rakesh Roshan yang berperan sebagai suamiku.
  • Naya kadam. Ini film…kurang sreg, habis mainnya sama Rajesh Khana, jalan ceritanya kayak gimana, disutradarai oleh siapa, aku lupa.
  • Maksad. Sama dengan yang barusan. Ama Rajesh Khana lagi, kurang berkesan.
  • Tohfa. Duhh! Lagi-lagi Jetendra, Mithun kenapa. Di film Tohfa ini aku rebutan Jetendra sama Jaya Pradha, cinta sejatinya sih aku, tapi nikahnya sama si Jaya Prada, sialan. Yang lebih parah, di film ini, masa aku nikahnya sama si brengsek Sakti Kapoor. Nasiib-nasiib, gadis cantik nikah sama mrekudel.

Tahun 1985

  • Balidaan. Entah mungkin karna banyak pikiran, aku sama sekali lupa segala-galanya tentang film ini.
  • Masterji. Entahlah, film apa lagi ini, bahkan akunya sendiri paling nontonnya dua kali seumur hidup, he he becanda. Disini aku bermain lagi sama Rajesh Khana.
  • Sarfarosh. Lagi-lagi Jetendra, Jetendra lagi-lagi, bosen ah, eh tapi aku sempat jadi kekasihnya lho, gara-gara keseringan main film bareng dia. Habis gimana, dianya nembak, ya aku pikir tiga kali, terus, that’s okay, hamba terima. Lumayan, lagi kepingin punya pacar

Tahun 1986

  • Akhree rastra. Disini aku berpasangan dengan, kalau nggak salah, benar. Si Amitabacan! Iya si Amitabacan. Filmku dengan Amitabacan yang kedua ini aku tampak lebih dewasa dan canggungnya berkurang dikit terhadap Mr. B, ya eyalah, akunya juga bertambah umur gitu loh, 22.
  • Aag aur shola. Yaah kalau ini sih, aku cuma sebagai cameo saja dan gilagila gi dipasangkan sama Jetendra, peran utamanya mah si Mandakini karo…sape kan, hilap kuring. Lagunya aku masih ingat, “Tune mujhe naam liya hai…”. Dalam bahasa India ‘Hai’ dibacanya ‘he’ lho ya!
  • Bhagwan dada. Aku bermain dengan Rakesh Roshan dan si jago ngebolak balik kacamata, siapa lagi kalau bukan Rajnikanth. Aku lupa dengan jalan cerita film ini. Kebanyakan main film sich!
  • Dharam adhikari. So, begitu juga dengan ini, aku lupa tuh, bahkan melupakan.
  • Ghar sansar. Sama Jetendra coy. Soal cerita, yaah, kayak cerita film India pada umumnya, disini aku sebagai pembantu rumahnya Jetendra. Biasa, majikan naksir sama pembantu. Eh-eh, walau pun cerita biasa, karna ektingku, semua terkesan luar biasa (Narsis dikit)
  • Nagina. Jreng!! Di film inilah aku booming. Di India kan film bertema uler itu dijagokan. Setelah Vijayanti Mala, Rena Roy, Rekha, Varsa Usgaonkar, itu artis-artis yang pernah jadi uler, kini giliran aku. Dan, ah, I can’t believe it, ternyata aku lho, yang paling bagus memerankan tokoh ular. Bukan aku yang ngomong, tapi penggemar-penggemarku. Di film ini aku berpasangan dengan Rishi Kapoor
  • Janbaz. Aku jadi cameo lagi, pemeran utamanya mah si Dimple Kapadia dan Anil Kapoor. Tapi peranku disini cukup berkarakter, jadi pemakai narkoba yang akhirnya meninggal dunia.
  • Karma.  Film ini bintang utamanya kroyokan, ya ada aku, ada Jeki srof, ada Poonam dillon, ada Anil Kapor, ada Nutan, ada Dilip Kumar, dan lain sebagainya dan lain sebagainya
  • Suhagan. Aku lupa mainnya ama siapa, mungkin…Jeetendra. Hah, Jeetendra! napsu amat dia main bareng aku.
  • Sultanat. Yang ini inget banget, soalnya film kolosal. Bagai di negri antah berantah, aku berperan sebagai ratu yang sombong diculik sama pemuda  berani Sunny Deol. Tapi karna yang menculiknya ganteng, jadi rela diculik juga. Mau dong!

Tahun 1987

Aulad. Ama Jetendra, mentang-mentang udah jadi kekasihku, maunya main bareng melulu.

Himat aur mehnat. Ama Jetendra. Kalau diitung-itung udah berapa tuh aku main film sama Jetendra, enak di dia nggak enak di penonton dong. Penonton sih sedep liat aku, barang lihat si Jetendra, kan dia makin tua.

Nazrana. Usiaku sudah 24 tahun, tapi di film ini aku berpasangan dengan pemain bertampang kebapak-bapak-an, hm, yah siapa lagi kalau bukan Rajesh Khana, sebenernya males main sama dia, tapi yah gimana lagi, mau tak jelekin juga biar dia-nya nggak naksir, tapi emang dasarnya aku cakep. Jadi…ya sudahlah.

Majaal. Ama siapa ya, lupa

Joshilay. Wah asik banget deh main sama Sunny Deol lagi. Dia orangnya asik dan kasep. Kalau main bareng dia, bawaannya pengin ngelawak aja. Disini juga aku bertemu dengan Meenakshi Sesadri yang mau menyaingi tarianku. Penata musiknya juga asik. Rahul Dev Burman, kalau di Indonesia nya mah, Muchtar B kitu. Musiknya enak tiada duanya. Pasti bikin kepala dan pinggang bergoyang-goyang.

Jawab hum denge. Aku berpasangan lagi sama Jeki sroff, disini aku berperan sebagai polisi, biasa sebagai penegak keadilan penegak hukum. Basi kan? Tapi karna aku yang main. Yang tadinya mau basi bisa jadi segar bugar. Lihat deh tarianku yang ngegemesin, dan kerlingan mataku yang ngegeregetin, bikin film biasa jadi luar biasa.

Mr. India. Aku berpasangan dengan Anil Kapoor. Eh di film ini juga ada Aftab Shifdasani lho, tapi masih kecil kira-kira berusia 8 tahun. Hm, Mr. India, sepertinya film ini jadi fenomenal. Di Indonesianya kan dibuat versi sinetronnya, yaitu Manusia Millenium. Di film ini, aku kebanyakan melawak, tau kenapa, bakat bawaan kali.

Watan ke rakhwale. Kalau film ini, walau pun ceritanya tentang polisi lagi, tapi aku sangat bergairah, tahu kenapa? Karna kayaknya aku mulai ada naga-naganya naksir nih ama Mithun. Duh, gimana dengan Jeetendra. Tapi jujur, aku lebih suka Mithun!

Tahun 1988

Sherni. Ini artinya macan betina. Seperti biasa penyakit lupaku kambuh pada film yang kurang begitu penting amat, tapi kata orang-orang sih film ini hebat. Kenapa nggak penting, karna seingatku aku berpasangan dengan si codet Sastrugan Sinha. Gimana gak BT.

Ram Avtar. Uh, senangnya, aku rasa berbunga-bunga pada film ini. Nih ya saat kubayang-bayang laki-laki yang bisa bikin otakku cekot-cekot selain Mithun ya si Sunny Deol. Di film ini aku berpasangan sama dia. Beda dengan film Tohfa, satu laki-laki diperebutkan dua cewek. Di film ini aku diperebutkan dua cowok, satu Suni es, dua Anil a. Hm, yang mana ya yang kupilih?

Waqt ki awaz. Di film ini ada Neelam Kothari sebagai bintang tamu dan … Rupanya tahun ini adalah tahun kebahagiaanku. Di tahun ini aku selalu dipertemukan dengan pengisi debar-debar hatiku, Mithun oh Mithun, si manis yang menggoda imanku.

Sone pe suhaga. Eh, di akhir tahun malah males, masa ketemu sama Jetendra lagi, udah ah deket-deket dari tahun ini, dia gua putusin

Tahun 1989

  • Chalbaaz dengan Sunny Deol. Dulu, ketemu si Sunny aku GR banget, tapi kini, aku sudah bisa jaga perasaan. Cuek aja, walau pun ho’oh terkesima padanya. Aku berperan sebagai gadis kembar, yang satunya lagi buat si Rajnikant.
  • Guru. Gara-gara film ini, sepertinya aku menggeser kedudukan Jetendra. Yup, kini Mithun yang menjadi teman jalan-jalanku. Tun, don’t forget me, ya!
  • Gair kanooni. Wuu, aku bertanya-tanya ini film drama atawa komedi? Kalau drama kok banyak ngabodornya, baik antara aku atau pun Govinda. Govinda? La iya lah, si Govinda itu kan jago ngebanyol banget. Klop lah lawakannya digabung dengan lawakanku.
  • Nigahen. Setelah sukses nagina, kini aku menggaet film Nigahen. Ceritanya udah pasti uler-uler juga, cuma beda pemain, jalan cerita, dan tehniknya. Dan kalau boleh jujur, yeah aku lebih suka yang ini. Tehniknya membuat efek ular itu kena banget. And thank’s buat Sunny Deol. I’m glad to coorperation with you.
  • Main tera dushman. Disini aku sebagai pemanis saja, alias cameo. Film tentang persahabatan binatang dan manusia, yang dibintang utamai oleh Jackie shroff dan Jaya Pradha, untungnya pemain laki-laki cameonya adalah Sunny Deol, jadi betah, ih.
  • Chandni. Tuh kan, apa aku bilang, tahun ini film-filmku berkwalitas sakti. Di film Chandni aku dapat penghargaan artis terbaik sekali. Disini aku begitu berkarakter. Sungguh film yang sukar tuk dilupakan. Selamat buat Rishi Kapoor yang lulus kesting bisa menjadi pendampingku di film ini.

Tahun 1990

  • Aaj ka arjun. Di film ini yang tampak menonjol bukan aku, tapi Jaya Pradha yang berpasangan dengan Amitabachan dan juga Radhika. Tahu Radhika? Ingat film Naseeb apna-apna (bukan filmku), ya itulah Radhika, culun, ya?
  • Nakabandi. Huuw, film yang asik en hepi. Ada satu lagu yang aku rasa ekspresiku bebas sekali, yang judulnya ‘Me laghtihu sridevi laghtihu’ disitu aku bisa jadi Rekha, Hema Malini, Meena Kumari, Zenataman, Mumtaz, dll, dan bisa jadi hero, kalem, comedian, dll. Aku berpasangan dengan…Chunky Panday.
  • Attilokasundari.dari judulnya aja udah aneh, jadi aku lupa main sama siapa, penata musiknya apa, ceritanya kayak gimana. Yang aku ingat usiaku pada waktu itu telah menginjak 27. Hal yang menghawatirkan untuk segera menikah, tapi kedua pacarku si Jetendra dan si Mithun gak cocok kayaknya, makanya bubar dengan mereka.

Tahun 1991.

Farishtey. Film ini juga kurang familiar di telingaku, mungkin di telinga anda juga. Sebab telinga anda sukanya mendengar harga sembako naik? Yang pasti ada Darmendra dan Vinod Khana.

Pathar ke insan. Tau deh, ini juga samma. Samma-samma gax femilieur.

Banjaran. Film biasa-biasa aja habis yang mendampingiku juga biasa-biasa aja, Rishi Kapoor.

Lamhe. NUAH!! Nyang ini nih terkenal banget. Lumayan film ini cukup berkesan. Aku berpasangan dengan Anil Kapoor. Disini aku memerankan 2 tokoh. Ibu yang kalem lembut, anak yang ceria centil. Kontras kan!

Tahun 1992

Khuda gawah. Wah, ini tahunnya seorang muslim. Di film ini aku memakai jilbab menjadi seorang pejuang wanita yang galak dan pemberani. Aku dipertemukan dengan Amitabachan. Kalau kalian lihat ya itu si Amitabachan di film ini, uh, dangdanannya kayak wali songo.

Heer Ranjha. Di film ini juga aku memerankan seorang tokoh muslim, tapi ini sih kisah dongeng 2 anak manusia yang saling mencintai tetapi tak sampai, semacam Sohny Mahiwal dan Layla Majnun gitu. Aku dipasangkan dengan Anil Kapor. Ih, sumpah deh, di film ini Anil Kapoor jelek banget, dekil, kena debu terus.

Asman se gira. Di film ini aku cuma sebagai cameo saja, ok.

Tahun 1993

  • Chandramukhi. Wey, baru kali ini aku main film dengan yang lebih muda dari aku. Si ganteng Salman Khan. Kalau bagiku sih, aku lebih pantas jadi tetehnya ah.
  • Gumrah. Di film ini aku berambut pendek sebahu. Sungguh film yang menyentuh hati. Shooting di Hongkong di penjara digebugin gara-gara fitnahannya si Rahul Roy, untung ada Sanjay Dut, my hero yang sebelumnya begitu aku remehkan. So sweet.
  • Gurudev. Film bertema nyantai, sangat cocok untuk jadi hiburan. Romantisnya ada, dramatisnya ada, deg-deg tis nya ada, dan yang paling banyak, komedi hampir abiss, aku ngelawak terus tuh sama si Rishi Kapoor, apalagi adegan di RS, wah, gokil.
  • Roop ki rani choron ka raja. Kalau kamu-kamu atau anda-anda penasaran bagaimana aku berpakaian kaisar China, disinilah tempatnya. Yang kalian tahu aku bermata belo kan, disini mataku jadi sipit pit piit. Aku berpasangan sama Anil Kapoor.

Tahun 1994

Chand ka tukda. Eh si anak muda suke ye main denganku, iya,  Salman Khan, yang cocoknya jadi adikku, eh main film bareng lagi. Gakpapalah, kan ngebimbing karo sing enom. Sayang, jalan cerita film ini terlalu berbelit-belit.

Ladla. Nah, di film ini hasilnya lebih matang dan lebih enak ditonton, di film ini juga aku beradu ekting dengan penggemarku Ravena  Tandon, cuma ceritanya dia jadi rivalku. Aku berpasangan dengan lagi-lagi Anil Kapor, setelah dulu Jetendra melulu, sekarang Anil Kapor. Ya sutralah, yang penting aku terkenal.

Tahun 1995,

Aku cuti nih dari dunia film. Aku mohon-mohon ke pak sutradara “Pak Sut, tolong sih, aku tuh butuh istirahat, masa tiap tahun maen pelm mulu. Umurku udah menua nih, pan sekarang udah banyak yang muda-muda macam Kajol, Karisma, Ravena, Poja Bat. Tahun inilah waktunya aku cari jodoh. Ngerti dong Pak Sut. Puguh dicari aja susah, gimana nggak nyarinya. Yah, Pak Sut, yah?!” Pak Sutradara menimbang-nimbang dikit, langsung jawab “Oke, but not long time you must come back maning” bukan main girangnya hatiku. Jadi deh, tahun ini aku cari jodoh. Dan hasilnya, rupanya usia 32 tahun adalah usia melepas masa lajang. Tahun depannya bulan Juni, aku menikah, euy! Sama seorang sutradara, tapi bukan sutradara yang diatas, melainkan dia adalah Booney Kapoor, biar pun gendut, tapi aku cinta padanya. Dermaga hatiku kulabuhkan pada pria gendut ini.

Abis nikah aku liburan tuk berkumpul dengan keluarga di rumah, main catur, main gapleh, dan maen bom-bom kar. Setelah itu jalan-jalan keluar kota, ke Madras, Bengali, Punjabi, Himalaya, dan Indonesia. Di Indonesia, saat aku ke Bali, disitu aku kenalan sama Luna Maya, lalu dia kutanya “Eh Lun, lo sebenernya jadi gak seeh sama Mang Ariel. Jadiin dong, so’ailnya, kalau gua lihat sih elo pada serasi” itulah percakapanku yang so’ kenal. Khusus untuk kalian penggemarku yang ada di Indonesia. Piece man! (Ngomong-ngomong Ariel sama Lunanya geh tahun segitu mah masih budak keneh)

Tahun 1996

►   Army. Abis cuti setahun buat acara nikahan. Aku main film lagi, tapi niat gak mau banyak-banyak ah, macam masih muda dulu. Di film ini aku serius banget, layaknya jagoan, tomboy namun bijak. Aku berpasangan dengan Shah Rukh Khan. So pasti udah pada tau kan Serokan? Eh salah, Syahrukhan. Rupanya dia juga mau menjajal nih adu ekting denganku. Hayo, gua jabani, siapa takut!

►   Mr. Bechara. Film yang menarik. Tapi di film ini aku tampak gendut, asli gendut banget, apa kababawa suami kali ya. Di film ini aku nyentrik deh, bergaya metal, tapi ceritanya hilang ingatan, kaya Sadma dulu. Bedanya Sadma mah idiot, kalau ini cerdas banget banyak akalnya. Banyak adegan lucu lagi yang diperankan oleh peran-peran pembantu. Hu hu hu, mereka itu ya, pendukung yang amat cocok. Aku berpasangan dengan Anil Kapoor.

Tahun 1997

Judai. Seperti judulnya Judai yang artinya perpisahan atau berpisah. Ini adalah film layar lebar terakhirku. Don’t be sad donk! Film ini begitu menyentuh hati. Aku menjual suamiku pada wanita kaya yang diperankan Urmila Matondkar, jadi aku rela dimadu demi untuk mendapatkan 2 milyarnya si Urmila, tapi oh yang jadi suamiku Anil Kapor, setia ya, walau pun ada kegoda-godanya dikit. Filmnya amboy deh, tonton deh film terakhirku deh. Oke deh.

Kaun sacha kaun jhoota. Bukannya aku main film lagi nih. Melainkan main sinetron bareng Rishi Kapoor yang sama-sama udah tua juga. Aku jadi bintang layar kaca ‘aza deh untuk beberapa saat. Lagian main sinetron juga gak kalah serunya. Makanya aku begitu menikmati.

Tahun 1998

Masih main sinetron. Tapi dari tahun 1999, 2000, 2001, 2002, sampe 2003, aku benar-benar jadi ibu rumah tangga tulen. Ngelahirin anak, dan ngurus anak. Duh, senangnya hatiku. Ternyata, terpuaskan sudah riwayat hidupku. Jadi terkenal udah, jadi primadona udah, jadi ibu rumah tangga yang baik udah, jadi istri yang mempesona udah, jadi apalagi ya…hm…oh ya, tinggal jadi pengusaha yang belum. Atas anjuran suamiku, aku sambil ngurus anak biar nggak bosen teuing di rumah aja, dia memberiku pekerjaan sebagai Direktur sebuah rumah produksi di India, kebanyakan yang udah pernah jadi berupa sinetron dan reality show. Waw, keren ya!

Tahun 2004

Meri biwi ka jawab nahin. Wah, aku dapat kejutan, tiada disangka tiada diduga, dulu, aku pernah main film dengan Aksay Kumar sekitar awal tahun 90 an tapi yang aku tahu film itu tak pernah terproduksi dan yang pasti tak pernah nongol. Eh, akhirnya setelah bertahun-tahun kok muncul ya film itu. Di film itu aku masih muda, ih lucunya ektingku, genit-genit lebay!

Malini iyer. Sebuah sinetron dari rumah produksi sendiri, aku bermain selama satu tahun dari tahun 2004 sampai 2005. Hh, udah ah, capek deh, jadi pemain ekting.

Nah, itulah film-filmku. Baru kusadari bahwa hidupku lebih dari separo habis di film, tapi gakpapa, karna itu hobi jadi hatiku enjoy banget. Ada satu rahasia lagi, ternyata waktuku kecil aku juga main film, tapi karna masih kecil, honornya diambil abah dan emak. Ini diantaranya filmku waktu kecil.

Jaise ko taisa tahun 1973

Julie tahun 1975

Solva sawan tahun 1978



Akhiru kata


Buah kelapa di atas TV

Sendal selop di kain kasa

Jangan lupa ama sridevi

Artis ngetop sepanjang masa

sridevi nyengir lebar

DUAAH!!!


PESONA CINTA

Waktu SMP, Saya ketagihan sama nonton sebuah sinetron. Tau di AN TV atau di TV mana ya? Judul sinetronnya Pesona Cinta, para pemainnya…pasti gak kenal-kenal, la wong sinetron yang saya maksud bukan sinetron lokal melainkan dari negeri Thailand. Coba kenal ga dengan nama tokoh Bia, Raca, Muai / Nuancari, Way.

Kesan dari sinetron ini, lucu, menggambarkan kehidupan sehari-hari, polos, gak bosan ditonton, tiap episode selalu dinanti karna bikin penasaran, bukan karna seru dramatisnya layaknya Cinta Fitri, tapi karna percakapan-percakapan dan perbuatan-perbuatan para tokoh di sinetron ini selalu mengundang geregetan penonton. Dialog yang nyantai, jujur, apa adanya, bikin saya seolah-olah masuk ke dalam sinetron. Coba ada sinetron yang wajar seperti ini di Indonesia. Tapi ada juga sih sinetron Indonesia yang seperti ini, seperti : Si Doel anak sekolahan, Satu kakak tujuh ponakan, Sahabat pilihan, Keluarga cemara, Cinta Fitri 1, Cuma bedanya kalau yang dari Indonesia kurang ngegeregetin. Menurut saya sinetron Indonesia kurang berani mengekpresikan kebebasan dialog, apa karna takut dicekal ya? Bagusnya sih sinetron itu baik dialog atau tindakan-tindakannya mencerminkan keseharian masyarakat tersebut. Biar misal pun jalan ceritanya enteng tapi karna dikemas wajar, bisa dipastikan sinetron tersebut layak ditunggu-tunggu dan dinanti-nanti. Kecuali sinetron yang punya maksud tujuan tertentu, contohnya full comedi, misteri boleh nggak wajar juga, kayak Tarzan cilik, Jin dan Jun, Legenda dan lain-lain. Tapi kalau untuk sinetron yang kebanyakan ditayangkan dimalam hari, sepatutnya sih harus yang wajar.

Pesona Cinta

Kurang lebih sound tracknya seperti ini

Kapankah takdir

Mempertemukan kita

Tanpa rasa cinta bertemu biasa

Kita bertemu

Kebetulan di jalanan

Tiada cinta tiada ikatan

Ku hanya penghibur semata

Ku tak berharga di hatimu

Bagaikan bunga layu di jalanan

Pergi jauh dari diriku

Ku tak peduli kau akan memilih siapa

Aku tak akan peduli

(Kalo ada yang salah, betulin dong!)

Pesona cinta

Menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Bia,30, yang akan dijodohkan dengan wanita bernama Nuancari,25. Bia menolak sebelum dipertemukan / melihat wanita itu, dikarnakan dia sudah menyukai wanita lain yang baru dia kenal dari jarak jauh bernama Muai. Padahal Muai dan Nuancari adalah orang yang sama, Muai itu nama panggilan Nuancari oleh teman-temannya. Namun orang tua Bia tetap bersikeras mau menjodohkan Bia. Akhirnya karna saking tak maunya Bia minggat dari rumah, dan tinggal di hotel.

Di lain tempat, seorang gadis desa yang ceriwis bernama Raca,18, juga minggat dari rumah karna mau dijodohkan dan ia menolak.

Singkat kata dan cerita, Bia dan Raca dipertemukan, saat diam-diam Raca masuk ke bagasi mobil Bia, turun-turun mukanya pada cemong. Raca yang ingin membuktikan pada ayahnya kalau ia di kota bisa dapat uang akhirnya mau menerima tawaran Bia untuk menjadi istri pura-puranya dan ceritanya sudah hamil.

Ketika Bia pulang ke rumah membawa Raca, orang tuanya sangat marah dan tentu saja tak menyetujuinya, tapi mau bagaimana lagi, terpaksa mereka mengizinkan Raca dan Bia tinggal disana. Tapi Raca sangat dibenci oleh orang tua Bia terutama mamanya, dia hanya disukai oleh para pembantu. Karna Bia sudah beristrikan Raca, maka yang namanya Nuancari itu diniatkan untuk adiknya Bia saja, Way,28. saat dipertemukan antara Way dan Nuancari, betapa Bia sangat kaget, begitu pula dng Nuancari, karna sebenarnya Bia dan Nuancari atau Muai saling mencintai, tapi terlanjur Raca sudah dinikahi sirri olehnya. Serasa hatinya tidak rela, Bia dan Nuancari diam-diam nyambung lagi, bikin Way kesal, maka dari itu Way menggoda Raca saja, istri kakaknya. Tapi ternyata Bia marah juga. Disini Bia bingung, pilih Raca atau Nuancari.

Dan tak bisa dipungkiri, Bia lebih tidak rela ditinggal Raca dibanding Nuancari. Maka cinta sejati Bia adalah Raca, dan cinta sejati Way adalah Nuancari.

Yang tidak bagus dari sinetron ini adalah endingnya. Masa muncul saudagar Arab yang culun mengacaukan bulan madunya Raca dan Bia. By the way, ngocak!


Waktu hari apa itu ya? Di SCTV jam 10 an pagi, ada FTV ceritanya bagus, kayaknya laen dari cerita-cerita FTV yang ada, yang biasanya ambil seting di Jakarta, Bali, mengekspos orang-orang kaya (tapi gak semuanya gitu kok) ya salah satunya cerita yang satu ini. Coba kalau sering-sering bikin cerita modelnya kayak begini, wah, orang-orang bisa kembali ke desa.
Judulnya Dokter Gaul Masuk Desa. Dokternya cewek namanya Sheila, muda, cantik, gaul, dan gak kalah pentingnya agak sombong. Kenapa ‘agak’, karna sesungguhnya di lubuk hatinya yang paling dalam ada rasa kasih sayang yang tinggi, dan itu dibuka oleh seorang pemuda kasep bernama Arif. Cocok bener yang meranin Arif disini, logat sundanya dapet, dan ngeledeknya mantep. Ngambil seting di daerah sunda terpencil yang rumah penduduknya jarang ada TVnya, bahkan yang menyedihkan, gedung sekolah saja sampai tidak aktif, untungnya ada Pak Arif, Sarjana Pertanian lulusan terbaik dari Jakarta yang sudah sekitar 6 bulan tinggal di desa tersebut. Pak Arif jadi penarik perhatian masyarakat desa sana, sampai tokoh penting disana pun respek padanya. Dia dihormati, dikagumi cewek-cewek terutama anak Pak Kades, dibalik sifat kesederhanaan serta kebersahajaannya. Sedangkan Dokter Sheila ini kebalikan dari Arif, meski begitu sebenarnya jiwanya halus hanya masih tertutup beberapa gengsi.
Namun pada akhirnya, benih-benih cinta mengalahkan ke-ego-an. Sheila senang ditembak Arif. Tapi disaat itu munculah tunangan Sheila. Setelah konflik sebentar antara Arif dan tunangan Sheila, sang tunangan menyadari kalau Arif cocoknya dengan Sheila, itu juga sebagian besar dikarnakan ia baru saja kepincut anak Pak Kades.
Wah ceritanya bagus, suasananya beda, dan kesannya kayak kembali ke jaman tahun 90-an.
Beberapa pintas film ini mirip ‘Joe Turun ke Desa’, dimana Ujang (Doni Damara) seorang anak desa lulusan sarjana pertanian yang rendah hati, terlihat udik, tidak memperlihatkan kepintarannya, menggugah hati Pinki (Meriam Belina) seorang mahasiswi yang so’ yang sedang magang di desa tersebut. Akhirnya mata hati Pinki terbuka saat tau kalau Ujang yang dikiranya selama ini udik ternyata banyak berjasa terhadap desanya dan dia seorang sarjana.
Film-film model begini ni selalu menarik hati. Para pembuat film, nanti bikin cerita semacam ini lagi ya!





CINTAKU DI BIS KOTA

Tanggal 1 April 2009, saya nonton sebuah acara di SCTV ‘Cinta Lokasi’. Episode ini lain dari yang lain. Sangat mengejutkan tapi memang ini adalah nyata!
Adalah Dea seorang gadis muda kernet bis kota. Sebenarnya dia gadis yang cantik, menarik, tak heran kalau ada seorang pria yang jatuh cinta padanya. Pria ini minta kepada tim Cinta Lokasi buat merealisasikan keinginannya. Dea sungguh membuatnya penasaran.
Saat diikuti kemana jejak-jejak Dea, pemandangan mata kru dan pria ini dibuat terkesima. Dari pagi sampai sore kegiatannya bergulat dengan debu jalanan, dia kotor, kumel, kucel, dan ciri khasnya selalu pakai topi yang bagian depannya dikebelakangin. Habis nge-nek, dicuci mobil bis kota itu, pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh tangan cowok. Dari awal menguntit, baru sore itulah Dea hendak mengisi perutnya dengan mendatangi warteg. Dan apa yang terjadi, seperti ada yang tak beres. Dea berdebat mulut dulu dengan si pemilik warteg.
Karna dibuat penasaran, kru dan pria itu mendatangi Dea di tempat tersebut. Ternyata benar ada keributan, Dea ingin makan tapi tak diberi lantaran utangnya yang lalu-lalu Rp.65.000 belum dibayar. Dengan meringis Dea berkata “Nanti saya bayaar”
Saat sang pria ingin membantu membayar, Dea menolaknya, katanya “Ini urusan saya!”
Dea emosi, urat galaknya keluar kemana-mana. Dengan perut kosong ia pergi tak pedulikan semua. Bahkan tuk dikejar pun Dea susah, keras kepala dan galaknya minta ampun. Dia macam laki-laki saja, seperti seorang preman.
Sang pria tak pantang menyerah, ia dan kru cari-cari informasi di sekitar warteg itu, dan membuahkan hasil sebuah alamat rumah Dea.
Rumah Dea terletak di gang sempit, padat, kumuh. Rumahnya cuma sepetak, ia tinggal bersama adik perempuannya. Mumpung Dea lagi kerja keluar, kru dan si pria tanya-tanya tentang Dea pada adiknya di dalam rumah sepetak yang menyedihkan itu. Kata adiknya “Kami tinggal berdua, kedua orang tua udah meningggal” membikin tambah prihatin saja. Saat ditanya “Kak Dea udah punya pacar belum?”, adiknya menjawab “Gimana mau punya pacar, kak Dea kerja terus”
Tanpa diduga Dea pulang langsung menggebrag pintu yang terbuka “Hey! Ngapain pada kesini! Keluar!”, dengan sedemikian rupa seramnya, Dea mengusir tim Cinta Lokasi beserta pria itu, bahkan adiknya kena bentakan “Diem!” sambil nunjuk-tunjuk.
Sedangkan ibu-ibu diluar yang nonton ditodong-todongi, kalau nggak salah pakai botol oleh Dea, disuruh bubar. Semua kalah dengan kegalakan Dea.
Tapi sang pria ini sama sekali tak pantang menyerah. Ia dan kru mempunyai ide tuk bekerja sama dengan bos Dea, tentunya tanpa sepengetahuan Dea.
Disaat mobil mogok (rekaan), Dea yang kesal mencoba sabar. Semua penumpang turun kecuali 3 orang, 2 orang dari kru Cinlok, dan 1 pangeran Dea yang pantang menyerah. Sedikit ucapan cinta/suka dibarengi rasa getir dan risih akhirnya berhasil dinyatakan. Dea sama sekali tak bereaksi merespon hangat, ia tetap jutek namun mengurangi kegalakannya. Pria ini ingin mengajaknya makan malam. Kata Dea “Tapi habis ini jangan nemuin gue lagi, ini yang terakhir”, sedikit ragu, sang pria menyetujui.
Usaha keras itu sedikit ada hasil.
Di restoran/cafe, Dea datang ada yang beda, dia tanpa memakai topi, rambut panjang terurainya membuat Dea nampak semakin cantik walau tanpa dandan sedikit pun, ia memang begitu sederhana. Tapi di hadapan pria itu Dea tidak pernah senyum.
Disitu sang pria menyatakan betapa besar cintanya pada Dea. Sementara sambutan Dea hanya dengan berkali-kali batuk. Batuk dan batuk lagi pakai tisu yang tersedia di meja. Sudah cukup berbicara, giliran Dea yang ngomong
“Kamu salah orang” dan Dea langsung pergi
Ya, Dea pergi meninggalkan kafe. Mau dikejar, ingat pada wataknya yang galak dan keras kepala. Karna rasa cinta, pria pengertian ini membiarkan Dea tuk menenangkan diri.
Saat didatangi 2 host Cinlok, mereka bertiga kaget, tisu yang dibatuki Dea menorehkan setetes darah. Khawatir dan was-was tentu saja menyeringgai di dada pria ini. Namun ia begitu yakin, kalau Dea juga menyukainya.
Lusa, tim Cinlok mendatangi rumah Dea. Astagfirullah, ada banyak ibu-ibu sedang tahlilan disana. Saat ditanya “Siapa yang meninggal?”
“Kak Dea meninggal … ” tangis adiknya
Bukan bagai disambar petir lagi, pria ini shok bukan main.
Itulah artinya perkataan Dea ‘Setelah makan malam, itu pertemuan yang terakhir, jangan datengin gue lagi’
Dea benar-benar tidak bisa didatangi lagi, bukan karna pindah tempat di dunia, tetapi pindah tempat ke akherat, alam baka.
Saat diantar ke kuburan, adiknya Dea menunjukan buku harian Dea. Saat dibaca oleh pria itu, ia berteriak
“Ya Allah, saya juga tau, Dea suka sama saya!”

Angan-angan si penulis
Dari Dea :
Dia juga menyayangi pria tersebut, sebelum meninggal mungkin ia punya harapan, semoga pria itu lekas dapat wanita yang bisa mengobati kepedihan hatinya.
Untuk pria itu :
Sepertinya suatu saat nanti, dia kan bertemu wanita bagai sosok Dea. Dan wanita itu adalah utusan perasaan Dea terhadapnya.

(Bila ada kesalahan pada penulisan ucapan, tolong dima’afkan. Episode ini membuat saya menangis)

cintaku di bis kota

sridevi